Foto Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara di Hotel Grand Sakura Jl. Prof. HM. Yamin No. 41 Medan, selama 2 hari yakni Selasa dan Rabu.

Kegiatan ini mengundang Tim Satgas 9 Kabupaten/Kota Se Sumatera Utara.  Adapun 9 Kabupaten yang menghadiri adalah : Kabupaten Labuhanbatu Utara, Labusel, Labuhanbatu, Madina, Tapsel, Tapteng, Binjai, Serdang Bedagei dan Tebing Tinggi.  

Para Narasumber yang mengisi acara antara lain :

1. Dr. drh. Nuryani Zainuddin, MSi (Direktur Keswan-Ditjennak-Kementan)

2. drh. Mulkan Harahap, MSi

3. drh. Zulkarnaen Hutasuhut

4. drh.Parmohonan Lubis

5. drh.Azfirman

6. drh. Yusranaria Panjaitan, MMA

7. drh Lepsi Putri Diaz

8. Ir. Abdul Haris Lubis, MSi

Sedangkan Peserta dari Labura terdiri dari 5 Tim Satgas, 5 dari Dinas, 4 TNI/Polri, 1 Camat dan Kades

Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular. Penyakit ini menyerang semua hewan berkuku belah/genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa dan sebagainya. Virus dapat bertahan lama di lingkungan, dan bertahan hidup di tulang, kelenjar, susu serta produk susu. Masa inkubasi 1-14 hari, virus awet dalam pendinginan dan terinaktivasi oleh temperature > 500 dan terinaktivasi pada pH < 6,0 & pH > 9,0. Penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel atau lepuh dan erosi di sekitar mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku, pincang dan bahkan kuku bisa terlepas, hipersalivasi,  hewan lebih sering berbaring; pada ternak potong terjadi penurunan bobot badan dan pada ternak perah terjadi penurunan produksi susu yang drastis. Morbiditas biasanya tinggi mencapai 100%, namun mortalitas/tingkat kematian untuk hewan dewasa biasanya sangat rendah, akan tetapi pada hewan muda bisa mencapai 50%.

PMK disebut juga sebagai air borne disease karena sangat kecilnya virus ini mampu menyebar cepat dengan bantuan angin sampai ratusan kilometer. Penyakit mulut dan kuku tidak ditularkan ke manusia (bukan penyakit zoonosis), sehingga daging dan susu aman untuk dikonsumsi. Daging dan susu sapi yang dikonsumsi harus dengan pengolahan yang sempurna. Pengolahan ini penting demi mematikan virus yang terdapat di dagingnya sehingga bisa diminimalisir masuk ke tubuh manusia. Ini yang harus dipahami masyarakat bahwa tidak perlu takut mengkonsumsi daging dan susu, tapi harus diperhatikan pengolahan daging dan susu dengan benar sehingga virus menjadi in-aktif.

Kerugian dari dampak penyakit ini bukan hanya dirasakan oleh peternak, namun juga dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Potensi kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh PMK ini tidak hanya pada peternak yang mengalami penurunan produktivitas hingga kehilangan hasil, akan tetapi kerugian secara nasional. Kerugian ekonomi bagi kegiatan usaha peternak terutama disebabkan oleh kehilangan produktivitas karena penurunan produksi susu (25% per tahun), penurunan tingkat pertumbuhan sapi potong (10% – 20%), kehilangan tenaga kerja (60% – 70%), penurunan fertilitas (10%) dan perlambatan kebuntingan, kematian anak (20% – 40%), dan pemusnahan ternak yang terinfeksi secara kronis.

Mengingat besarnya potensi kerugian ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh merebaknya PMK ini, maka sangat perlu upaya edukasi kepada masyarakat tentang upaya pencegahan dan penanganannya. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara biosekuriti dan medis.

  • Pencegahan dengan cara biosekuriti :
  1. Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans
  2. Diupayakan pemotongan pada hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan-hewan yang kontak dengan agen PMK.
  3. Desinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi (perlengkapan kandang, mobil, baju dll)
  4. Musnahkan bangkai, sampah dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi
  5. Tindakan karantina

Pencegahan dengan cara medis :

  • Untuk daerah tertular :
  1. Vaksin virus yang aktif mengandung adjuvant
  2. Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian vaksin, sebagian tergantung pada  antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.
  • Untuk daerah bebas :
  1. Pengawasan lalu lintas ternak
  2. Pelarangan pemasukan ternak dari daerah tertular

Sedangkan upaya penanganan yang dapat dilakukan adalah :

  1. Isolasi ternak sakit
  2. Pemberian antipiretik, analgesic
  3. Pemberian vitamin & suplemen ATP
  4. Pemberian antibiotic (Long Action)
  5. Kuku yang luka diberi obat semprot luka
  6. Bisa diberikan penguat lainnya (empon-empon)
  7. Pemberian obat dan vitamin perlu diulang sampai ternak sembuh
  8. Ternak sakit diupayakan bisa makan, meskipun nafsu makan menurun
  9. Ternak dewasa lebih dapat bertahan  dibandingkan dengan anakan.

Ada beberapa tips pengananan Penyakit Mulut dan Kuku untuk daging segar dan jeroan dari pasar tradisional serta penanganan produk hewan untuk industry :

  • Tips penanganan untuk daging segar dan jeroan dari pasar tradisional yaitu:
  1. Daging tidak dicuci sebelum diolah, rebus dahulu selama 30 menit di air mendidih
  2. Dinginkan lalu bekukan. Jika daging tidak langsung dimasak atau akan disimpan di freezer maka daging bersama kemasan disimpan terlebih dahulu pada suhu dingin (chiller) minimal 24 jam
  3. Pastikan memilih jeroan yang sudah direbus atau jika jeroan masih mentah, rebus dahulu dalam air mendidih selama 30 meint sebelum disimpan d kukas atau diolah
  4. Bekas kemasan daging tidak langsung dibuang. Rendam dahulu dengan deterjen/pemutih pakaian/cuka dapur untuk mencegah cemaran virus ke lingkungan
  • Tips penanganan produk hewan untuk industri :

Daging

  • Pengalengan (dipanaskan hingga susu internal min. 70 0 C selama 30 menit
  • Pengeringan setelah penggaraman

Susu

  • Panaskan hingga suhu 132 C selama paling sedikit 1 detik (Ultra High Temperature/UHT)
  • Jika pH susu < 7,0 panaskan minimal 72 C selama 15 detik (High Temperature Short Time/HTST)
  • Jika pH susu > 7,0 proses HTST dlakukan dua kali

Kulit

  • Lakukan penggaraman yang mengandung Natrium Karbonat (Na2 CO3) 2 % selama 28 hari.

Bulu Babi

  • Rebus minimal 1 jam atau rendam minimal 24 jam dalam larutan formaldehida 1 %.